Macam - Macam Media Pertumbuhan Mikroba atau Mikroorganisme

Illustrasi Mikrorganisme, sumber: pixabay.com


Media pertumbuhan mikroba dapat berbentuk cair (broth), padat (agar), atau semisolid. Umumnya media pertumbuhan mikroba diperkaya dengan asam amino, trace element, vitamin, sumber karbon, dan sumber nitrogen (Sri Murwani, 2015). Berikut adalah beberapa media pertumbuhan mikroba.


2.2.1 PCA
Plate Count Agar merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah mikroba total. Plate Count Agar (PCA) merupakan media padat dengan komposisi yang bervariasi, tetapi umumnya mengandung : 0,5% trypton, 0,25 ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agar—gar. Plate Count Agar mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi, dan glukosa sebagai energi bagi mikroorganisme sehingga mendukung pertumbuhan mikroba (Ratna, 1993). Pada media PCA, kapang, khamir dan bakteri dapat tumbuh dan berkembang di media ini.
Kapang merupakan mikroba berasal dari kelompok fungi berbentuk filamen, strukturnya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium yang dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri ditemukan hampir di seluruh tempat, terdapat bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan, namun terdapat juga yang berbahaya.
Khamir adalah organisme bersel tunggal termasuk dalam kelompok fungi. Terdapat khamir yang dapat menyebabkan kerusakan pada pangan, namun sebaliknya terdapat khamir yang dimanfaatkan untuk fermentasi makanan (Sri, 2016).
2.2.2 PDA
Potato dextrose agar (PDA) adalah salah satu media yang baik digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Media potato dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media perkembangbiakan kapang dan khamir. Potato Dextrose Agar memiliki komposisi yaitu 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir namun kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Karena kapang dan khamir lebih suku tumbuh di media yang kaya akan karbohidrat. (Kawuri, dkk. 2007)
Kapang merupakan mikroba berasal dari kelompok fungi berbentuk filamen, strukturnya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium yang dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri ditemukan dimana-man, banyak bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan, namun terdapat juga yang berbahaya.
Khamir adalah organisme bersel tunggal termasuk dalam kelompok fungi. Terdapat khamir yang dapat menyebabkan kerusakan pada pangan, namun sebaliknya terdapat khamir yang dimanfaatkan untuk fermentasi makanan (Sri, 2016).
2.2.3 OMEA
Malt Extract Agar adalah media yang digunakan untuk mengisolasikan, menumbuhkan, dan enumerasi yeast (khamir) dan mould (kapang). Malt Extract Agar mengandung maltosa yang digunakan sebagai sumber energi. Dekstrin, polisakarida turunan pati, dan gliserol berperan sebagai sumber karbon. Pepton pada Malt Extract sebagai sumber nitrogen, sedangkan agar sendiri merupakan agen pemadat. MEA dapat menyokong pertumbuhan mould dan yeast, tetapi tidak untuk bakteri (Paul, 2007).
Kapang merupakan mikroba berasal dari kelompok fungi berbentuk filamen, strukturnya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium yang dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri ditemukan dimana-man, banyak bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan, namun terdapat juga yang berbahaya.
Khamir adalah organisme bersel tunggal termasuk dalam kelompok fungi. Terdapat khamir yang dapat menyebabkan kerusakan pada pangan, namun sebaliknya terdapat khamir yang dimanfaatkan untuk fermentasi makanan (Sri, 2016).
2.2.4 NA-Ca
Na-Ca adalah media yang terdapat komposisi Nutrient Agar dan kalsium. Nutrient agar adalah medium umum untuk uji produk pangan. Nutrient agar digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif bersifat heterotrof kebanyakan berupa bakteri. Nutrient agar merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Komposisi dari nutrient agar umumnya berupa ekstrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air destilat 1.000 ml dan 15 g agar/L (Surinder, 2015).
Kalsium (Ca) merupakan unsur penting   yang sangat dibutuhkan oleh tubuh karena kalsium berfungsi dalam metabolisme tubuh untuk pembentukan tulang dan gigi. Peran kalsium adalah mengisi kepadatan (densitas) tulang. Kalsium juga dibutuhkan antara lain untuk pembekuan darah, transmisi saraf, stimulasi otot, stabilitas asam-basa (pH) darah, dan mempertahankan keseimbangan air (Ide, 2013).
Na-Ca merupakan media pertumbuhan bagi bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat mempunyai peranan penting hampir dalam seluruh proses fermentasi makanan dan minuman. Bakteri asam laktat banyak berkembang atau banyak digunakan pada produk pangan yang memiliki kandungan kalsium tinggi, seperti produk susu yaitu yogurt, keju, mentega dan lainnya. Oleh karena itu, media Na-Ca yang memiliki kandungan kalsium, cocok menjadi media pertumbuhan bakteri asam laktat (Hasrul, 2005).
2.2.5 Nutrient Broth
Nutrient broth adalah media untuk pertumbuhan mikroorganisme yang tidak selektif, kebanyakan adalah bakteri. Nutrient broth berbentuk cair dengan bahan dasar ekstrak beef dan peptone. Prinsip fungsi dari nutrient broth sama seperti Nutrient agar. Perbedaannya, Nutrient agar dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat, sedangkan nutrient broth berbentuk cair (Ronald, 2010).
Bakteri yang tidak selektif merupakan mikroorganisme yang paling umum ditumbuhkan di media nutrient broth. Sedangkan bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri ditemukan hampir di seluruh tempat, terdapat bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan, namun terdapat juga yang berbahaya (Sri, 2016).

Sumber:



Atlas, Ronald M. 2010. Handbook of Microbiological Media. CRC Press: United States.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia: Jakarta.

Ide, Pangkalan. 2013. Agar Tulang Sehat. Elex Media Komputindo: Surabaya.

Kawuri, R., Y. Ramona dan I. B. G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Biologi FMIPA UNUD: Bukit Jimbaran.

Kumalaningsih, Sri. 2016. Rekayasa Komoditas Pengolahan Pangan. Universitas Brawijaya Press: Malang.

Kumar, Surinder. 2015. Essensial of Microbiology. JP Medical: London.

Murwani, Sri. 2015. Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner. Universitas Brawijaya Press: Malang.

Nugroho, Endik Deni dan Dwi A. R. 2016. Penuntun Praktikum Bioteknologi. Deepublish: Yogyakarta.

Sawarno, Bambang. 2010. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Niaga Swadaya: Sidoarjo.

Soeparno, dkk. 2018. Dasar Teknologi Hewan Ternak. UGM PRESS: Yogyakarta.

Baca juga: Pengertian, Perbedaan dan Contoh pada Larutan, Koloid dan Suspensi
 

0 Response to "Macam - Macam Media Pertumbuhan Mikroba atau Mikroorganisme"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel