Shampo Teh Hijau

Sumber: pixabay.com

Teh Hijau

Teh hijau memiliki nama latin Camelia sinensis. Tanaman teh hijau ini banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tenggara. Masyarakat  Asia Tenggara memanfaatkan teh hijau sebagai bahan pembuatan obat tradisional. Teh hijau sendiri mengandung polifenol dalam jumlah yang tinggi. Presentase kandungan polifenol dari teh hijau sekitar 30-40%. Presentase ini cukup tinggi dibandingkan kandungan plofenol pada teh hitam yang hanya 3-10% (Zowail et al., 2009 dalam Anandita, dkk., 2012).


Daun teh segar memiliki komposisi kimia seperti serat kasar, selulosa, lignin 22%; protein dan asam amino 23%; lemak 8%; polifenol 30%; kafein 4%; serta pektin 4%. Di dalam komposisi kimia tersebut, terdapat tiga komponen penting yang berpengaruh terhadap mutu teh. Ketiga komponen tersebut yaitu kafein, tanin, dan polifenol (Sundari, 2009).


Sampo Teh Hijau


Teh hijau selain dimanfaatkan sebagai minuman atau obat herbal, juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sampo. Teh hijau dimanfaatkan sebagai sampo dikarenakan memiliki akitivitas antibakteri dan anti kariogenik terhadap flora oral. Selain itu. Teh hijau juga dapat mengatasai kerontokan rambut ataupun merangsang pertumbuhan rambut.


Rambut merupakan salah satu pendukung penampilan, sehingga harus dirawat agar tetap bersih dan sehat. Upaya perawatan rambut dapat dilakukan dengan sampo. Sampo digunakan untuk menghilangkan partikel yang tidak diinginkan, seperti minyak dan ketombe, tanpa pengelupasan sebum yang berlebihan karena dapat menyebabkan rambut menjadi sulit diatur. Tumbuhan mengandung metabolit sekunder yang lebih aman dibandingkan dengan bahan sintetik, sehingga sangat berguna untuk formulasi sampo dari bahan alam. Teh hijau memiliki aktivitas antibakteri dan anti kariogenik terhadap flora oral. Ekstrak kasar teh hijau memiliki aktivitas antifungi lebih tinggi dibandingkan ekstrak kasar teh hitam (Suryati dan saptarina, 2016).


Teh hijau memiliki daun berwarna hijau tua dan berbentuk oval dengan tepi bergerigi, sedangkan bunganya berwarna putih dan wangi. Polifenol dalam teh lebih dikenal sebagai flavanol atau katekin dan mengandung 30-40% padatan yang dapat terekstraksi. Katekin utama dalam teh hijau meliputi epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin, dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG). EGCG ini merupakan antioksidan yang paling ampuh. Hal ini menunjukkan bahwa teh hijau dapat mengurangi ketombe karena keberadaan ketombe dapat membuat rambut rontok. Selain itu, teh hijau dapat menenangkan kulit kepala bahkan dapat menyembuhkan sakit kulit kepala dan peradangan di kepala. Teh hijau juga memiliki aktivitas antiagin, antikanker, antikaries, Antibakteri, anti-Parkinson,dan efek Kardiovaskuler (Suryati dan saptarina, 2016).


Teh hijau juga dapat memperkuat rambut. Hal ini dikarenakan teh hijau memiliki kandungan vitamin C dan E serta polifenol. Adanya vitamin C dalam teh hijau dapat melindungi rambut dari kerusakan akibat paparan sinar UV. Adanya vitamin E pada teh hijau dapat meremajakan rambut yang kering atau dapat melembabkan rambut. Selain manfaat dari vitamin C dan E dalam teh hijau, polifenol juga berpengaruh terhadap kekuatan rambut sekaligus dapat melembutkan rambut (Rahayu, 2014).


Sampo yang mengandung teh hijau atau ekstrak teh hijau memiliki pH 6,1-6,7. Nilai pH ini dipengaruhi oleh dari konsentrasi dari ekstrak teh hijau. Semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak teh hijau, maka semakin rendah pH sampo. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi kandungan polifenol yang bersifat asam (asam lemah), sehingga dapat menurunkan pH (Suryati dan saptarina, 2016).


Proses Pembuatan Shampo Teh Hijau


Proses pembuatan shampo teh hijau dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu perolehan ekstrak daun teh hijau. Langkah pertama yaitu pengumpulan daun teh hijau, setelah itu pengeringan selama 5 hari, dilanjutkan dengan penambahan simplisia sebanyak 500 gram, lakukan ekstraksi 90 C selama 30 menit, kemudian dilakukan penyaringan dan pemekatan dengan rotary vaporator serta pemisahan fitokimia pada ekstrak dengan metode Farnsworth.


Pada tahap kedua, perlu dilakukan pembuatan formula dengan beberapa bahan yaitu Na-lauril sulfat, NaCI, PEG-400, nipagin, nipasol, mentol dan air suling. Pertama-tama bahan tersebut perlu dicampur dengan homogenizer pada kecepatan 1000 rpm dalam waktu 10 menit, kemudian hasilnya dibagi dalam dua bagian atau basis. Basis pertama dicampur dengan ekstrak daun teh hijau yang dihasilkan pada tahap pertama, kemudian dilakukan pengadukan hingga homogen serta dicampur dengan basis kedua. Setelah itu dilakukan pengadukan kembali dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 menit hingga menjadi shampo.







Anindita, Reza., Tri Retnaningsih Soeprobowati, dan Nanik Heru Suprapti. 2012. Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.) Ddalam Perbaikan Fungsi Hepar pada Mencit yang Diinduksi Monosodium Glutamat (MSG). Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XX, Nomor 2. Universitas Diponegoro

Suryati, Lia dan Nyi M. Saptarini. 2016. Formulasi Sampo Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis var. assamica). IJPST Volume 3, Nomor 2. Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Al Ghifari, Bandung, Indonesia, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia



Sundari, D., Budi, N dan M. Wien, W. 2009. Toksisitas Akut (LD50) dan Uji Gelagat Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) Pada Mencit. Media Peneliti dan. Pengembangan Kesehatan, 14(4): 198-203.

0 Response to "Shampo Teh Hijau"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel