Cara Membuat Abon Ayam
Abon, Sumber: pixabay |
A.
Pengertian Abon
Salah satu produk
olahan daging yang paling banyak digemari adalah abon. Abon merupakan produk
olahan dari daging, ayam, bahkan hingga ikan. Daging adalah bahan pangan yang
bernilai gizi tinggi, kaya protein, mineral, lemak, serta zat lain yang
bermanfaat bagi tubuh. Abon adalah salah satu jenis makanan yang bentuknya
khas, umumnya pengolahannya dimulai dari daging yang direbus, disayat-sayat,
dibumbui, digoreng dan dipres. Namun abon yang paling populer dan lebih dikenal
masyarakat adalah abon sapi, ketimbang abon ayam yang tidak terlalu populer.
Produk olahan daging
berupa abon digemari karena protein yang tinggi, namun harga jualnya mahal. Sehingga
diperlukan inovasi bagaimana cara memperoleh abon dengan protein yang tinggi,
tetapi harga jualnya lebih murah (Sigit. Dkk, 2017).
B.
Pengolahan Abon
Pada dasarnya, prinsip
membuat berbagai jenis abon itu sama. Prosedur umum pengolahan abon dimulai
dari penyiangan (pembersihan), pengukusan atau perebusan, pencabikan atau
penghancuran, penggorengan, penirisan minyak/pres, dan pengemasan (Fachriddun,
1997).
a. Penyiangan (Pembersihan)
Penyiangan dilakukan
dengan cara membersihkan atau membuang bagian-bagian bahan yang tidak digunakan
dalam pembuatan abon. Tahap ini sebenarnya khusus dilakukan pada abon ikan,
dilakukan dengan cara membuang bagian kepala, sirip, insang, sisik, dan isi
perutnya. Selain itu daging dibuang bagian lemak yang menggumpal lemaknya dan
urat-uratnya yang keras.
b. Pengukusan atau Perebusan
Bahan yang telah dicuci
kemudian dikukus atau direbus. Tujuan dari pengukusan atau perebusan adalah
membuat tekstur bahan menjadi empuk. Tekstur bahan yang empuk membuat bahan
mudah untuk dicabik sehingga menjadi serat-serat yang halus.
Pengolahan pengukusan
atau perebusan juga harus disesuaikan dengan jenis dagingnya. Daging ikan lebih
lunak sehingga lebih tepat untuk dikukus daripada direbus. Sedangkan daging yang
keras seperti daging sapi dan daging ayam.
Lama pengukusan atau
perebusan dan tingginya suhu juga tidak boleh berlebihan, tetapi cukup sampai
titik didih saja. Suhu yang terlalu tinggi dapat menurunkan mutu tekstur dan
kandungan gizi daging atau bahan.
Setelah pengukusan atau perebusan, bahan ditiris
untuk menurunkan air yang masih tersisa.
c. Pencabikan
Pencabikan adalah
pengolahan yang bertujuan untuk membuat bahan terpisah-pisah menjadi
serat-serat halus. Tekstur berupa serat-serat merupakan ciri khas abon. Pada
skala industri, pencabikan dapat dilakukan dengan mesin. Tetapi pada skala
rumah tangga, pencabikan dilakukan secara manual dengan tangan atau alat
pemarut biasa.
d. Pemberian Bumbu dan Santan
Setelah tekstur bahan
menjadi serat-serat halus, bahan dimasak dengan bumbu-bumbu yang telah
dihaluskan kemudian ditumis. Supaya abon gurih, maka ditambahkan pula santan
kental. Campuran bahan diaduk hingga bumbunya meresap. Pemasakan dilakukan
dengan wajan penggorengan.
e. Penggorengan
Penggorengan dilakukan
dengan minyak panas, bertujuan untuk menghilangkan sebagian besar kadar air.
Penggorengan tidak boleh terlalu besar supaya tidak gosong dan munculnya warna
kecoklatan, aroma dan rasa yang baik.
f. Penirisan Minyak/Pres
Lakukan penirisan untuk
membuat minyaknya turun. Apabila sisa minyak cukup banyak , lebih lakukan pengepresan dengan
menggunakan alat pengepres khusus. Pada pembuatan skala rumah tangga,
pengepresan abon dapat dilakukan dengan menggunakan kain saring, kemudian bahan
dipres hingga minyak keluar.
Minyak yang tersisa
pada abon dapat membuat kualitas abon menurun karena kandungan lemaknya tinggi.
Hal tersebut dapat membuat ketengikan pada abon. Setelah itu abon
diangin-anginkan dan dipisah-pisahkan dengan garpu agar tidak menggumpal.
7. Pengemasan
Pengemasan bertujuan
untuk mempertahankan kualitas abon, mencegah kerusakan selama penyimpanan,
memudahkan transportasi dan memudahkan penanganan selanjutnya. Pengemasan abon
dapat mencegah penguapan air, masuknya oksigen, melindungi abon terhadap debu
dan kotoran lain, mencegah penurunan berat, melindungi produk dari kontaminasi
serangga dan mikroba.
C.
Reaksi yang Terjadi Selama Pengolahan Abon
Reaksi yang terjadi
disaat pemanasan dan penggorengan, yaitu hilangnya kadar air yang tinggi pada abon.
Hilangnya kadar air pada abon membuat abon menjadi kering. Selain itu juga
terjadi reaksi non-enzimatis atau juga bisa disebut dengan reaksi meillard.
Reaksi maillard adalah
reaksi yang terjadi karena karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus
amina primer. Reaksi maillard dapat terjadi karena bahan-bahan dari pembuatan
abon yang mulai dari bahan kaya akan karbohidrat (umbi) serta bahan yang kaya
akan protein seperti keluwih, lengkuas, jahe dan lain sebagainya (Djarir,
2002).
DAFTAR PUSTAKA
Fachruddin, L. (997. Membuat aneka
abon. Yogyakarta: Kanisius.
Makfoeld, Djarir. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi.
Yogayakarta: Kanisius
Sigit, M., Akbar, M., & Fianti, L.
2017. KUALITAS ORGANOLEPTIK ABON AYAM YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI KACANG
TANAH (Arachis hypogaea L.). Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia, 2(1),
1-8.
0 Response to "Cara Membuat Abon Ayam"
Post a Comment