Pengertian, Jenis dan Proses Pembuatan Permen
Permen, Sumber: pixabay |
1.
Pengertian Candy
Permen (candy) adalah produk pangan yang umumnya
berbentuk bulat, dengan bahan utamanya dari gula atau pemanis dengan tambahan
atau tidak penambahan bahan pangan lain yang lazim dan bahan pangan yang
diizinkan (Wijana, Dkk. 2014). Gula yang umum digunakan untuk pembuatan candy adalah sukrosa, gula invert, sirup glukosa, fruktosa dan juga
terdapat dekstrosa yang tingkat kemanisannya separuh dari sukrosa. Klasifikasi candy terbagi menjadi hard candy (lebih keras, lebih banyak
gula, dan sedikit penambahan flavoring dan pewarna), Soft candy yang komponennya gula dan bahan lain berupa flavoring, pewarna dan kelompok ketiga yang sebagian besar komponennya bukan
gula (Wijana, Dkk. 2014).
Contoh
dari hard candy adalah lollipop, rock candy, sedangkan soft candy contohnya adalah marshmallow, nougat dan komponen ketiga
sebagian besar komponen utamanya bukan gula, contohnya fudge, caramels, chocolates. Candy umumnya dibuat dengan
cara mencairkan gula di dalam air dengan metode pemanasan. Perbedaan tingkat
pemanasan mempengaruhi hasil candy yang
diperoleh, suhu tinggi akan memperoleh permen keras, suhu sedang cenderung
menghasilkan permen lunak dan suhu rendah menghasilkan permen lunak. Candy termasuk produk pangan yang
berkalori tinggi karena rasanya manis. Permen rendah kandungan gizinya karena
kandungan utamanya gula. Sedangkan komponen lainnya yang berupa flavoring dan pewarna hanya memberikan
kesan peningkatan kualitas rasa dan penampilan permen (Sri, 2009).
2.
Jenis Candy
Berdasarkan
bahan dasar pembuatan candy, permen
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hard
candy (permen keras) dan soft candy (permen
lunak). Berdasarkan SNI 3547-1-2008, hard
candy adalah produk pangan jenis selingan berbentuk padat, terbuat dari
gula atau pencampuran gula dengan bahan pemanis lainnya, bisa ditambahkan bahan
tambahan pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur keras, dan tidak menjadi lunak
jika dikunyah. Sedangkan soft candy (permen
lunak) menurut SNI 3547-2-2008 merupakan produk pangan selingan padat, terbuat
dari gula atau campuran gula dengan pemanis lain, serta bisa terdapat
penambahan bahan pangan lain atau bahan tambahan pangan (BTP) yang diijinkan
dengan tekstur lunak. Dibandingkan dengan permen keras, permen lunak lebih
beragam jenisnya. Penggolongan candy menurut
Melanie De Proff (1979: 542), candy terbagi
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Crystaline candy
Jenis ini
merupakan permen yang mempunyai kristal banyak dan terasa lembut, candy dalam
jenis crystalin yang dijual dalam
usaha adalah fondant, fudge, nougat,
divinity, yupy, bon-bon dan proline.
a. Non Crystaline Candy
Permen ini
merupakan permen jenis yang apabila dipecahkan tidak memiliki kristal dan pada
umumnya keras. Produk permen ini dijual dalam usaha candy termasuk ke dalam candy
non crystaline contohnya yaitu toffe,
caramel, peanut, relaxa, kopiko dan lain sebagainya.
3.
Proses Pembuatan
Permen dibuat dengan cara dididihkan
campuran gula, air bersama dengan bahan pewarna dan pembari rasa sampai
tercapai dengan kadar air kira-kira 3%. Umumnya suhu digunakan sebagai penunjuk
kandungan padatan yang sesuai dengan kriteria, dengan suhu sekitar 150 C,
selanjutnya adonan dituangkan pada cetakan dan dibiarkan tercetak (Buckle,
1987).
4.
Fungsi Bahan
a. Sukrosa
Sukrosa
merupakan oligosakarida yang dimanfaatkan sebagai pemanis alami pada produk
pangan dalam pembuatan permen. Selain itu, sukrosa juga berfungsi sebagai
pembuatan padatan karena menyebabkan terjadinya reaksi kristalisasi.
b. Air
Air adalah
media pelarut gula baik berupa sukrosa maupun glukosa, sehingga gula tersebut
menjadi larut dan kental karena adanya pemanasan suhu tinggi, serta air yang
dapat mengikat gula.
c. Sirup Glukosa
Sirup
glukosa dalam pembuatan candy adalah membentuk tekstur permen dan untuk
menimbulkan kristalisasi gula, sehingga dihasilkan produk permen yang bening
dan sesuai kriteria.
d. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan
dan buah-buahan merupakan bahan dasar untuk pembuatan produk candy yang
termasuk ke dalam jenis candy crystaline
dan non crystaline. Fungsi dari kacang-kacangan atau buah-buahan adalah sebagai
penambah flavor dan aroma pada permen.
e. Mentega
Mentega
memiliki fungsi sebagai pemberi flavor yang khas dan membuat cepat teremulsi. Mentega digunakan untuk menimbulkan
rasa yang spesifik (Minifie dalam Suseno, 2008).
f. Pewarna
Pewarna
digunakan untuk meningkatkan intensitas warna pada produk agar warna yang
ditambahkan, dan sebagai penanda rasa dari produk. Contohnya produk permen
berwarna kuning yang menunjukkan rasa durian.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan
Standarisasi Nasional. 2008. Syarat Mutu
Permen Keras (SNI 3547.02- 2008). Jakarta: BSN.
Buckle,
K. A. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Sri. 2009. Laporan Magang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Suseno,
T. I. P., Nita F., Netty K. 2008. Pengaruh
Penggantian Sirup Slukosa dengan Sirup Sorbitol dan Penggantian Butter dengan
Salatrim terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Kembang Gula Karamel.
Surabaya: Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya.
Wijana, S., Mulyadi, A. F., &
Septivirta, T. D. T. (2014). Pembuatan permen jelly dari buah nanas (Ananas
comosus L.) subgrade (kajian konsentrasi karagenan dan gelatin). Jurnal. Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
0 Response to "Pengertian, Jenis dan Proses Pembuatan Permen"
Post a Comment