Fungsi Air Sebagai Pelarut

Molekul H20, Sumber: https://pixabay.com

Sebelumnya kita telah membahas mengenai Pengertian, rumus Kimia dan Ikatan Kimia Air  . Pada artikel kali ini yang kita bahas adalah fungsi air sebagai pelarut. Dapat diketahui bahwa air merupakan komponen yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu fungsi dari air adalah sebagai bahan pelarut. Aplikasinya pada saat membuat produk pangan, seperti air sebagai pelarut adonan kue, produk minuman seperti teh instan dan lain sebagainya.

Air juga dapat digunakan sebagai pelarut berbagai komponen kimia, seperti asam sulfat, asam klorida, asam oksalat, sodium klorida, dan sodium hidroksida. Salah satu penyebab mengapa air dapat dimanfaatkan sebagai pelarut adalah karena air merupakan komponen dengan pH netral.

Sifat khas dari air adalah dapat berfungsi sebagai pelarut komponen bermuatan positif maupun yang bermuatan negatif. Jika air menjadi pelarut komponen yang bersifat asam, maka air bermuatan positif. Namun jika air menjadi pelarut komponen yang bersifat basa, maka air bermuatan negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa air dapat bermuatan positif maupun negatif, dan dapat bersifat asam maupun bersifat basa. Oleh karena itu muatan air dan sifat air berupa asam atau basa, tergantung pada komponen terlarutnya.

Menurut teori Arrhenius, asam merupakan komponen yang dapat menghasilkan ion higronium ( ). Sedangkan basa adalah komponen yang dapat yang dapat menghasilkan ion hidroksida ().  Suatu senyawa terdapat yang memiliki muatan negatif sekaligus positif. Contohnya adalah HCI yang terdissosiasi menjadi  dan  . Reaksi tersebut juga berlaku pada senyawa NaOH yang terdissosiasi menjadi  dan  di dalam air.

Brownsted-Lowry mengungkapkan bahwa asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (), sedangkan basa bertindak sebagai penerima proton. HCI bertindak sebagai asam terhadap air, karena HCI mendonorkan proton () terhadap air (). Hal tersebut menunjukkan bagaimana asam saat dilarutkan ke dalam air, maka air akan bertindak sebagai senyawa basa yang menerima proton. Berikut adalah illustrasi reaksi tersebut:

reaksi konjugasi asam-basa

Setiap senyawa asam memiliki konjugat basa dan setiap basa memiliki konjugat asam. Asam nitrit berfungsi sebagai pendonor proton, dan kemudian berubah menjadi konjugat basa () di dalam air. Hal tersebut juga berlaku pada basa yang memiliki konjugat asam ().  Berdasarkan illustrasi reaksi di atas dapat diketahui bahwa  merupakan basa yang tidak memiliki proton dan bertindak sebagai penerima proton. Sedangkan  adalah asam yang kelebihan proton sehingga berperan sebagai pendonor proton.

Kemampuan air sebagai pelarut tidak hanya ditentukan oleh pH, tetapi juga ditentukan oleh sifat polaritas air. Air merupakan komponen dengan sifat polaritas tinggi dan hanya akan melarutkan komponen yang bersifat polar. Berikut adalah tabel yang menunjukkan indeks polaritas berbagai pelarut:

Nama Zat Pelarut	Indeks Polaritas Synder
Air	1.00
Methanol	0.76
Ethanol	0.65
n-Propanol	0.62
n-Butanol	0.60
Acetonitrile	0.46
Acetone	0.36
Methyl acetate	0.29
Chloroform	0.26
Ethyl acetate	0.23
Trichloroethylene	0.16
Diethyl ether	0.12
Benzena	0.11
n-Hexane	0.01

Indeks polaritas menjadi acuan untuk melarutkan suatu komponen. Contohnya adalah minyak yang bersifat non-polar dapat larut pada komponen yang indeks polaritasnya rendah seperti benzene dan n-hexane. Hal tersebut juga berlaku pada gula yang bersifat polar, tidak akan bisa larut pada minyak yang bersifat non-polar. Namun terdapat kasus khusus seperti komponen polifenol pada teh yang bersifat polar, akan tetapi tingkat kelarutannya rendah terutama pada air dingin. Sehingga teh lebih mudah diseduh dengan menggunakan air panas. Air dan etanol meskipun sama-sama polar, namun memiliki indeks polaritas yang berbeda. Kelarutan suatu molekul sangat ditentukan oleh indeks polaritasnya yang sesuai.

Baca juga: Fungsi Air dalam Bahan Pangan
 

Referensi:

Sumbono, Aung. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Penerbit Deepublish.

Rauf, Rusdin. 2015. Kimia Pangan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Share this post