Pengertian dan Jenis Teh

Teh, sumber: pixabay.com

  • Pengertian Teh
Tanaman teh (Camelia sinensis) adalah tanaman yang berasal dari daerah subtropis dan telah menyebar ke berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Tanaman teh telah lama dikenal dalam peradaban manusia, terdapat berbagai varietas teh, mulai dari varietas (jat) Cina yang tumbuh di daerah bermusim dingin keras (China Utara, Jepang, Caucasia), dan juga dapat tumbuh di daerah musim semi kering (India Utara). 

Varietas lainnya ialah Varietas Asam yang berbatang tunggal dengan ketinggian antara 6-8 m. Ciri-ciri varietas Assam adalah daun teh panjang (15 cm - 20 cm), lebar, berbentuk oval, berkilat, berbobot, bergerigi banyak dengan ujung jelas, berwarna hijau tua serta posisi daun pada cabang dan ranting agak tegak. 

Teh yang ada di Indonesia, umumnya merupakan teh varietas Assam. Selain varietas Assam dan Cina, terdapat varietas Cambodia dengan ciri berbatang tunggal, mencapai ketinggian 5 m. Varietas Cambodia umumnya merupakan campuran varietas Cina dengan Assam (Djoehana, 2000).

Daun tanaman teh dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi minuman teh. Tanaman teh telah berkembang menjadi beraneka ragam dan berbagai macam produk teh. Berbagai macam produk teh tersebut contohnya adalah teh celup, teh herbal, teh seduh, teh stik, teh dipres, teh instan dan berbagai macam produk lainnya. Meskipun terdapat berbagai macam produk, pada dasarnya terdapat 3 kelompok jenis teh yang paling banyak dikenal. 3 kelompok utama tersebut ialah teh hitam (Black Tea), yang pengolahannya melalui proses fermentasi secara penuh, teh oolong (Oolong tea) yang mengalami setengah proses fermentasi, dan teh hijau (Green tea) yang tidak melalui proses fermentasi (Tim Dapur Anggrek, 2009).

  • Jenis Teh

Secara umum teh diproses menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Setiap jenis teh mengalami proses pengolahan yang berbeda, sehingga efek dan khasiat yang dihasilkan setiap jenis teh juga berbeda. Berikut adalah tiga jenis teh yang paling umum digunakan (Noni, 2007). :

2.2.1 Teh Hijau

Teh hijau adalah teh yang paling umum dikonsumsi di wilayah China dan Jepang. Pengolahan teh hijau tidak boleh sembarangan, supaya dihasilkan teh hijau yang berkualitas tinggi. Daun teh yang baik untuk diolah menjadi teh hijau, adalah daun teh yang berasal dari pucuk daun atau daun teh muda yang belum mekar. Tujuan dari pengolahan teh hijau adalah memperoleh manfaat kesehatan, kemurnian, dan senyawa aktif daun teh segar dapat dirasakan saat daun teh tersebut dikonsumsi.

Pengolahan teh hijau mencakup pelayuan dengan pemanasan uap, pendinginan, penggulungan dan pengeringan. pada pengolahan teh hijau tidak proses fermentasi sehingga komponen yang dapat menyehatkan tubuh tetap terjaga seperti polifenol, vitamin C dan Vitamin E.

2.2.2 Teh Oolong

Teh oolong merupakan teh yang kebanyakan diproduksi di Fujian (Cina), Darjeeling (India), dan Formosa (Taiwan). Proses produksi teh oolong lebih kompleks dibandingkan teh hijau. Teh oolong diproses dengan menjaga daun teh tetap utuh karena teh oolong dibuat dari daun-daun teh yang lebih besar dan lebih teh. Teh oolong memiliki kadar flavonoid yang lebih rendah (5-13 mg/l) daripada kandungan flavonoid teh hitam.

Teh oolong bisa dikatakan teh yang mengalami proses fermentasi namun tidak secara menyeluruh. Hal itulah yang menyebabkan pengolahan teh oolong lebih kompleks dibandingkan pengolahan teh hijau.
Proses pembuatan teh oolong mencakup pelayuan dengan menggunakan sinar matahari, pelayuan dalam ruangan, pengeringan dengan sistem panning (melewatkan daun teh pada silinder panas pada suhu 250-300 C selama 15 menit), penggulungan daun dan pengeringan.

2.2.3 Teh Hitam

Teh hitam yang terbaik di dunia dihasilkan di India (Assam, Darjeeling dan Nilgiri), Sri Lanka (Ceylon), serta China. Di eropa konsumsi teh hitam mencapai lebih dari 80%. Pengolahan teh hitam dilakukan dengan daun dirajang dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga terjadi perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. 

Perlakuan tersebut yang membuat warna daun menjadi cokelat dan memunculkan citra rasa teh hitam yang khas karena proses fermentasi yang menyebabkan senyawa fenolik teroksidasi menjadi senyawa polimer yang teridentifikasi sebagai theaflavin (Tf), theaflagilin, thearinensis, theacitrin, dan thearubigin sehingga munculah warna, aroma dan rasa khas teh. Senyawa polifenol utama yang mengalami oksidasi adalah katekin (sekitar 90% dari polifenol di dalam teh hijau).Pengolahan teh hitam meliputi  pelayuan dalam ruangan, penggilingan, fermentasi penuh, pengeringan dan sortasi (Noni, 2007).

Referensi:

Anjarsari, I. R. D. (2016). Katekin teh Indonesia: prospek dan manfaatnya. Kultivasi, 15(2).

Asri Ramadina, W. N. (2013). Pengaruh penggunaan jumlah gula terhadap karakteristik inderawi minuman instan serbuk sari daun sirsak (annona muricata l). Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 3838:2013. Teh Kering Dalam Kemasan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Herawati, H., & Nurawan, A. (2014). Teh Instan Sebagai Alternatif Produk Olahan Teh Hijau. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 11(1).

Mardaningsih, Fitri et al. 2012. Pengaruh Konsentrasi Etanol Dan Suhu Spray Dryer Terhadap Karakteristik Bubuk Klorofil Daun Alfalfa (Medicago Sativa L.) Dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin. Dalam Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012.

Nurunisa, V. F., & Baga, L. M. (2012, March). Analisis daya saing dan strategi pengembangan agribisnis teh Indonesia. In Forum Agribisnis (Vol. 2, No. 1).

Rahayuningsih, D. (2014). Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan Teh Celup Terhadap Kadar Kafein (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Rofiah, D. (2015). Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan dan Penambahan Jahe serta Lengkuas sebagai Perasa Alami (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Rossi, Ara. 2010. 1001 Teh - Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Setyamidjaja, Djoehana. 2000. Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Soraya, Noni. 2007. Sehat & Cantik Berkat Teh Hijau. Jakarta: Penebar Plus.

SUPRIHATINI, R. (2012). Perkembangan dan Pemilihan Prioritas Jenis Industri Hilir Teh Indonesia. SOCA: Socioeconomics of Agriculture and Agribusiness, 4(3).

Tim Dapur Anggrek. 2009. 29 Resep Teh Nikmat. Jakarta: Great Publisher.





0 Response to "Pengertian dan Jenis Teh"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel