Ganja Tidak Menyebabkan Overdosis
Illustrasi daun ganja, sumber: http://pixabay.com |
Jika terlintas kata ganja di benak anda,
paradoks apa yang kemudian muncul di pikiran anda? narkotika kah? kejahatan?
overdosis? barang haram? perusak generasi bangsa? atau asumsi lainnya yang
menyatakan bahwa tanaman ganja berbahaya bagi keberlangsungan hidup manusia.
Namun pernahkah kita berpikir bahwa
seluruh asumsi yang berkonotasi negatif tersebut, muncul karena
propaganda, media framing, atau indoktrinasi media terhadap
masyarakat luas. Sifat dari orang awam adalah selalu mudah untuk mempercayai sesuatu
tanpa mengkaji dan menganalisis suatu hal baru yang tampak benar, padahal apa
yang disampaikan seseorang belum tentu benar.
Salah satu isu yang kontroversial adalah
mengenai tanaman ganja. Tahukah anda bahwa ganja adalah tanaman yang memiliki
sejarah panjang dalam peradaban manusia, termasuk juga peradaban di nusantara.
Ganja telah mewarnai peradaban manusia selama ribuan tahun, mulai dari
peradaban Cina, Mesopotomia, Persia, Tibet, India, Jepang, Semenanjung Arabia,
Afrika, Eurasia, Eropa, Amerika dan juga Nusantara. Pemanfaatan tanaman ganja
sangat luas, mulai dimanfaatkan untuk bidang kesehatan, industri tekstil,
biotanol hingga produk pangan.
Namun keserakahan manusia membuat
sekelompok orang mencoba untuk menutupi kehebatan tanaman ganja tersebut demi
kepentingan mereka. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun
2009 Tentang Narkotika, menyatakan bahwa Ganja termasuk dalam narkotika
golongan I bersama dengan opium, heroin, Papaver, sabu-sabu dan
kokain. Maksud dari golongan I narkotika adalah kelompok zat yang sama sekali
tidak boleh dimanfaatkan termasuk juga untuk kebutuhan medis. Hal ini sangat
bertentangan dengan data ilmiah yang menunjukkan bahwa ganja termasuk dalam
tanaman paling aman di dunia, dan pemanfaatannya jauh lebih luas dibandingkan
dengan morfin. Ganja tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan kesehatan,
melainkan juga untuk industri tekstil, biotanol hingga produk pangan sekalipun.
Lantas kembali ke pernyataan sebelumnya,
benarkah ganja termasuk dalam tanaman yang aman?
"Dalam pengertian medis yang terukur,
mariyuana (varietas ganja) jauh lebih aman dari kebanyakan makanan yang kita
konsumsi. Sebagai contoh, memakan sepuluh kentang mentah bisa meracuni badan.
Sebagai perbandingan, mustahil secara fisik untuk memakan mariyuana dalam
jumlah yang bisa menyebabkan kematian. Mariyuana, dalam bentuk alamiahnya,
adalah salah satu zat tarapeutik paling aman yang diketahui manusia. Dengan
langkah analisis yang rasional, mariyuana aman digunakan dengan pengawasan
medis yang rutin." (Francis Young, "Opinion and Recommended
Rulling, Findings of Fact, Conclusions of Law and Decision of Administrative
Law judge", Drug Enforcement Administration (DEA) 6 September 1988).
Terdapat ukuran dosis dalam penggunaan
obat-obatan yang disebut LD-50. Sampai saat ini ukuran LD-50 ganja adalah
sekitar 1:40.000. Angka tersebut juga masih diragukan, karena selama ribuan
tahun belum terdapat laporan kasus overdosis ganja. Sebagai perbandingan,
ukuran LD-50 garam dapur adalah 1:3000, aspirin 1:20, valium 1:10, dan vitamin
C 1:11.900. Data tersebut menunjukkan bahwa ganja jauh lebih aman dibandingkan
dengan vitamin C.
Penelitian JC. Garriot N yang diterbitkan
dalam England Journal of Medicine tahun 1971 mengungkapkan
bahwa seseorang harus merokok 800 linting ganja dalam satu waktu untuk
menimbulkan reaksi yang fatal. Reaksi fatal tersebut sebenarnya disebabkan oleh
overdosis karbon monoksida.
Bahkan dalam buku berjudul Weed: The User's Guide, David Schmader menulis bahwa dosis
mematikan ganja membutuhkan konsumsi minimal sebanyak 680.38 kg produk/linting
ganja dalam waktu lima belas menit. Rasanya mustahil untuk dapat mengkonsumsi
sebanyak itu.
Saya sendiri juga sudah mencoba untuk mencari laporan kasus overdosis ganja, dan saya tidak mendapati laporan besar, melainkan beberapa kasus yang diduga overdosis ganja yaitu:
Perhatikan screenshot di
atas, saya tidak paham bagaimana situs sebesar Liputan6.com bisa menyebarkan berita hoax. Jika membaca berita tersebut, jelas kematian balita tersebut diduga karena paparan dengan asap ganja bukan karena overdosis ganja. Hal ini merupakan salah tafsir dan menjadi berita sensasional karena diduga menjadi kasus overdosis ganja pertama di dunia setelah selama ribuan tahun. Paparan asap ganja menyebabkan miokarditis (radang dinding otot jantung). Kasus seperti
ini bukan hanya bisa terjadi pada ganja, melainkan juga asap rokok yang
berbahaya bagi balita. Oleh karena itu, penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi
harus bijak dan tidak sembarangan. Entah itu linting ganja ataupun rokok
tembakau, sangat tidak baik untuk dikonsumsi oleh balita atau anak yang sedang
dalam masa pertumbuhan.
Screenshot di atas merupakan kasus overdosis yang
disebabkan oleh ganja sintesis. Hal yang perlu dipahami adalah jelas berbeda
antara ganja sintesis dengan ganja cannabis sativa. Ganja sintesis
muncul bukan hanya di Amerika, melainkan juga di Indonesia atas anggapan bahwa
ini merupakan ganja versi "murah" atau ganja versi "legal"
yang ada. Efek yang didapat dari ganja sintesis jauh lebih keras terhadap otak,
psikiater yang menangani korban ganja sintesis menyatakan bahwa tidak adanya
senyawa non psikoaktif dalam produk ganja sintesis, membuat ganja sintesis
lebih kuat menginduksi psikosis daripada ganja alami {1}. Senyawa
alami non-psikoaktif yang tidak ada pada ganja sintesis, dan hanya ada pada
ganja alami adalah Cannabidiol (CBD). Cannabidiol adalah senyawa yang ada pada
ganja, berfungsi untuk menyeimbangkan efek senyawa psikoaktif seperti
tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat menimbulkan efek halusinogen dan euforia.
Sehingga jelas bahwa ganja sintesis bukanlah ganja, melainkan racun
yang mematikan.
Masih belum puas hanya mencari data dari web atau situs berbahasa Indonesia, sayapun mencoba untuk mecari data mengenai kasus overdosis ganja dari situs web berbahasa Inggris. Akhirnya saya menemukan data mengenai kasus overdosis obat termasuk juga ganja hasil dari laporan Canadian Institute for Substance Use Research (CISUR). Perlu diketahui, bahwa Kanada termasuk dalam negara yang melegalkan ganja untuk tujuan rekrasional.
Laporan tersebut dimuat dalam situs web
berita straight.com, dengan judul Dana Larsen: Media reports 8,851 Canadian
Killed by cannabis.
Awalnya saya terkejut membaca berita tersebut, namun setelah membacanya, saya
mengetahui maksud dari berita tersebut adalah untuk meluruskan kesalahan berita
dari Vancouver Sun, yang menunjukkan laporan CISUR mengenai data kematian.
Berita Vancouver Sun menyatakan bahwa kematian diakibatkan alkohol sebanyak
14,827 orang tahun 2014 pada rentan usia 65 tahun, kematian diakibatkan rokok
tembakau sebanyak 47,562 orang pada rentan usia 74 tahun. Serta ganja
menyebabkan kematian 8,851 orang dan opioid menyebabkan kematian 2,396
orang pada rentan usia 45 tahun.
Berdasarkan screenshot di atas, dapat diketahui bahwa terdapat seseorang bernama Nick Eaglund yang mempertanyakan apakah benar terdapat 8,851 orang yang meninggal disebabkan ganja?
Setelah menghubungi pihak lembaga riset
CISUR, CCSA dan beberapa media lainnya, Nick Eaglund kemudian membantah berita
Vancouver Sun. Data dari CISUR yang benar adalah kematian diakibatkan oleh
ganja sebanyak 851 orang. Kematian tersebut juga bukan karena overdosis ganja,
melainkan karena kanker paru-paru serta juga karena kecelakaan berkendara.
Lantas apakah penggunaan ganja dapat
menyebabkan kanker paru-paru? jawabannya adalah tidak atau belum ada riset yang
mendukung. Hal tersebut disebabkan karena 75% dari 851 orang pemakai ganja yang
meninggal karena kanker paru-paru, juga merupakan perokok tembakau. Sehingga
masih belum bisa dikatakan valid jika ganja menyebabkan kanker
paru-paru.
Lantas mengapa resiko overdosis ganja
rendah ? seperti yang dikutip oleh rumahcemara.or.id, data
dari The National Cancer Institute menyatakan bahwa konsumsi ganja
secara berlebihan tidak menyebabkan kematian, karena reseptor ganja tidak
ditemukan pada bagian batang otak yang mengendalikan nafas.
Kebanyakan overdosis obat-obatan
disebabkan karena kombinasi sedasi dan menurunnya fungsi pernapasan, contohnya
seperti reseptor opioid yang terletak dibagian otak. Sedangkan reseptor ganja,
tersebar di seluruh bagian tubuh dan tidak mengganggu fungsi vital seperti
sistem pernapasan. Tidak adanya data mengenai overdosis ganja, membuat pecinta
meme menunjukkan perbandingan jumlah kematian akibat ganja dengan keracunan air
minum di Amerika :)
Namun meskipun resiko overdosis ganja
rendah, bukan berarti pemakaian ganja tidak memiliki efek terhadap kesehatan
fisik dan psikis manusia. Oleh karena itu, pemakaian ganja juga harus bijak dan
tidak sembarangan.
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
ReplyDeleteFind https://tricktactoe.com/ your 출장샵 way around the casino, find deccasino where 출장안마 everything is located with the most up-to-date information about Harrah's 출장마사지 Cherokee Casino & Hotel in Cherokee, NC.