Teknologi Pengolahan Roti : Laporan Praktikum
Pengolahan roti, sumber : pixabay.com |
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Terdapat
beberapa jenis produk bakery,
diantaranya adalah cake, pastry, cookies dan
roti. Roti merupakan produk pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Bahan utama dari pembuatan roti adalah tepung terigu, yang berasal
dari proses fermentasi gandum. Kualitas produk bakery roti sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan dan proses
produksinya.
F aktor mutu dan bahan baku dan bahan tambahan
lainnya harus terukur, sesuai dengan persyaratan produksi berlaku juga dengan
peralatan yang digunakan untuk pengolahan roti. Selalu tingginya permintaan
terhadap produk bakery roti membuat
kebutuhan tepung terigu juga meningkat, sehingga diharuskan impor tepung terigu
untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan roti.
Salah satu
upaya untuk mengurangi permintaan terhadap tepung terigu adalah dengan
memanfaatkan tepung mocaf sebagai solusi alternatif pengganti tepung terigu.
Meskipun terdapat perbedaan antara tepung terigu dengan tepung mocaf, tetapi
pemanfaatan tepung mocaf untuk pembuatan roti diharapkan dapat memacu
perekonomian rakyat, dimana tepung mocaf merupakan produk pangan lokal.
Upaya
untuk mengkombinasikan tepung terigu dengan tepung mocaf untuk membuat roti,
diharapkan roti yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan
roti yang bahan utama tepungnya berasal dari tepung terigu. Kualitas roti bukan
hanya ditentukan oleh kualitas bahan saja, melainkan kualitas peralatan
produksi serta keahlian tim pembuatan produk bakery roti. Oleh karena itu diperlukan upaya kerja keras dan fokus
untuk dapat membuat produk roti yang berkualitas.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum teknologi pengolahan roti adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat menganalisis
pengaruh jenis dan proporsi tepung dalam pembuatan roti.
2. Mahasiswa dapat membuat roti
dengan berbagai jenis dan proporsi tepung.
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Produk
Roti
adalah salah satu produk makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan
baku utama dalam pembuatan roti adalah tepung terigu yang berasal dari gandum.
Roti merupakan produk pangan yang mengembang disebabkan karena aktivitas ragi Saccharomyces cerevisiae yang dapat
membebaskan gas CO2 selama proses fermentasi.
Parameter
kualitas roti meliputi daya kembang, tekstur, kenampakan, irisan, warna dan
organoleptik. Selain menggunakan ragi, pembuatan roti juga dapat memanfaatkan
bahan gluten, gula, garam, bread improver,
shortening dan air (Ariestya, dkk.
2009).
Roti
adalah makanan yang terbuat bahan utamanya tepung terigu serta ada penambahan
ragi yang umumnya pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi, dan proses
pemanggangan dalam oven. Setiap negara atau wilayah memiliki ciri khas roti
yang berbeda-beda. Dilihat dari pengolahannya, roti dibedakan menjadi tiga
macam yaitu roti kukus, roti yang digoreng, dan roti yang dipanggang.
Tepung
terigu dalam pembuatan roti memiliki beberapa jenis protein yang dicampurkan
dengan air menghasilkan gluten. Gluten inilah yang dapat membuat roti
mengembang dengan baik. Adanya reaksi antara gluten dengan ragi dan pati, akan
membentuk sel yang elastis untuk membuat roti mengembang selama proses
pembuatan. Jaringan sel ini cukup kuat untuk menahan gas yang terbentuk oleh
ragi, sehingga adonan tidak mengempis kembali.
Selain
tepung terigu, air, susu, dan garam merupakan bahan penting untuk pembuatan
roti sehingga dihasilkan roti dengan kualitas mutu yang diinginkan (Sufi,
1999).
2.2
Fungsi Bahan
Terdapat
beberapa bahan yang digunakan untuk pengolahan roti, bahan-bahan tersebut yaitu
tepung terigu, tepung mocaf, margarin, telur, ragi, garam, gula, susu, air dan bread improver. Berikut ini adalah fungi
dari bahan-bahan tersebut (Sufi, 1999) :
2.2.1
Tepung
Tepung adalah bahan baku utama dalam pembuatan roti. Tepung
yang paling sering digunakan untuk pembuatan roti ialah tepung gandum. Roti
yang nampak lebih baik ialah roti yang mengembang, tepung terigu merupakan
tepung yang paling tepat jika roti yang diinginkan mengembang. Tepung terigu
mengandung protein dan jika dicampurkan dengan air maka akan menghasilkan
gluten. Gluten inilah yang dapat membuat roti berkembang lebih baik. Reaksi
antara gluten dengan ragi dan pati akan membentuk jaringan sel yang elastis dan
kuat untuk menahan gas yang terbentuk oleh ragi sehingga adonan tidak
mengempis.
2.2.2 Ragi
Ragi berfungsi sebagai pengembang adonan dan memberi aroma.
Ragi yang digunakan ialah Saccharomyces
cerevisiae yang merupakan jenis khamir bersel satu yang dapat berkembang
dengan cepat. Ragi dapat memfermentasi karbohidrat pada tepung dan menghasilkan
gas karbondioksida (CO2) dan alkohol.
Adonan dapat mengembang saat gluten memperangkap gas CO2,
sedang alkohol akan teruapkan selama pemanggangan. Ragi juga membuat adonan
menjadi elastis dan lekat hingga muncul rasa dan aroma khas roti.
2.2.3 Air
Bahan yang digunakan pada pembuatan roti dengan cara
dimuaikan serta membantu melarutkan dan membagi ragi ke seluruh bagian tepung
dan untuk pembentukan gluten. Air membuat roti terasa renyah dan bagian atas
roti yang terpanggang menjadi keras dan tebal.
2.2.4 Susu
Susu berfungsi membuat roti lebih lembut serta mematangkan
warna lapisan atas roti dan membuat roti lebih tahan lama.
2.2.5
Garam
Garam berfungsi membuat roti muncul aroma dan rasa yang
khas, mengatur kadar peragian dan dapat memberi warna lebih putih pada roti.
Pemberian sedikit garam pada roti dapat meningkatkan kekuatan gluten sehingga
adonan roti lebih muda diuleni dan mencegah ragi berkembang biak terlalu cepat.
2.2.6 Gula
Gula bermanfaat sebagai energi bagi ragi untuk memulai
aktivitasnya sehingga proses pengembangan menjadi lebih cepat, untuk memberi
rasa manis pada roti, dan memberi warna pada kulit roti. Gula membuat roti
lebih empuk. Selain itu gula membuat roti tetap lunak dan membantu proses
pencoklatan (browning). Namun
pemberian gula terlalu banyak dapat akan membuat roti semakin lama untuk
mengembang karena gula juga bertindak sebagai pengawet yang dapat menghambat
kerja ragi.
2.3
Cara Pembuatan
Cara
pembuatan roti dimulai dengan penyiapan bahan yaitu tepung terigu dengan
protein tinggi (hard flour) yang
mengandung 14% protein, ragi, mocaf, garam, gula, susu, bread improver, bahan-bahan tersebut ditimbang sesuai ketentuan,
setelah itu dilakukan pencampuran hingga homogen. Selanjutnya tambahkan juga
air, telur, dan margarin. Aduk hingga alkalis, setelah itu istirahatkan dan
masukkan ke loyang untuk proses pencetakan. Selanjutnya istirahatkan selama 90
menit hingga adonan mengembang, lakukan pemanggangan dengan oven pada suhu 170
C selama 12-15 menit.
2.4
Peranan Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan sumber karbon sekaligus energi yang sudah lama digunakan untuk
fermentasi mikrobial, meskipun sumber lainnya dapat digunakan seperti alkohol,
alkana, dan asam organik. Bahan tepung terigu yang digunakan untuk membuat roti
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi.
Kandungan
karbohidrat yang tinggi dapat dijadikan sumber energi untuk keberlangsungan
proses fermentasi. Proses fermentasi terjadi dengan cara pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan
yaitu Saccharomyces cerevisiae.
Selain itu karbohidrat juga dapat memicu reaksi meillard yang bersifat
non-enzimatis disebakan karena glukosa bereaksi dengan gugus amina menyebabkan
munculnya aroma, rasa dan warna khas roti.
BAB 3.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan praktikum teknologi pengolahan roti adalah
sebagai berikut:
3.1.1 Alat
1.
Neraca
2.
Baskom
3.
Gelas ukur
4.
Sendok
5.
Mixer
6.
Oven
7.
Loyang
3.1.2 Bahan
1.
Tepung terigu
2.
Tepung mocaf
3.
Margarin
4.
Telur
5.
Ragi
6.
Garam
7.
Gula
8.
Susu
9.
Air
10. Bread Improver
3.2
Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
Skema Pembuatan Roti |
Langkah
pertama adalah melakukan penimbangan terhadap bahan yaitu tepung sebanyak 150
gr, ragi instan 4 gr, 20 ml air hangat untuk ragi, 43 ml air biasa, garam 2 gr,
susu full cream 9 gr, gula 4,5 gram, margarin 22,5 gram, bread improver 0,75 gr, kuning telur 12 gram, telur utuh 7,5 gr,
campur semua bahan kering selama 1 menit, setelah itu masukkan air dan telur
aduk sampai menyatu. Masukkan margarin, aduk sampai katalis, lakukan pembiaran
selama 10 menit.
Setelah
itu buat adonan menjadi 3 dan bulatkan. Langkah selanjutnya biarkan lagi selama
10 menit. Kemudian buang gasnya lalu bulatkan. Kemudian masukkan dalam loyang
persegi yang sudah dilapisi kertas. Selanjutnya biarkan selama 90 menit hingga
adonan mengembang. Kemudian lakukan pemanggangan pada oven dengan suhu 170 C
selama 12-15 menit.
BAB 4.
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1
Hasil Pengamatan
A. Tekstur
Sampel
|
Pengulangan Tekstur (g/5 mm)
|
||
1
|
2
|
3
|
|
Terigu
100%, mocaf 0%
|
20
|
24
|
24
|
Terigu
85%, Mocaf 15%
|
35
|
43
|
34
|
Terigu
70%, Mocaf 30%
|
41
|
46
|
49
|
Terigu
45%, Mocaf 45%
|
91
|
98
|
98
|
B. Daya
Kembang
1. Sebelum
Pengovenan (cm)
Keterangan
|
Panjang (cm)
|
Lebar (cm)
|
Tinggi (cm)
|
Terigu 100%,
Mocaf 0%
|
21,3
|
8,9
|
7,7
|
Terigu 85%,
Mocaf 15%
|
19,5
|
10
|
6,5
|
Terigu 70%,
Mocaf 30%
|
19,3
|
8,3
|
5,5
|
Terigu 55%,
Mocaf 45%
|
17,5
|
5,5
|
5
|
2.
Setelah Pengovenan
Keterangan
|
Panjang (cm)
|
Lebar (cm)
|
Tinggi (cm)
|
Terigu 100%,
Mocaf 0%
|
22,5
|
9,5
|
8
|
Terigu 85%,
Mocaf 15%
|
19,5
|
10
|
6,3
|
Terigu 70%,
Mocaf 30%
|
19,3
|
8,3
|
5,8
|
Terigu 55%,
Mocaf 45%
|
17
|
5
|
3
|
D. Warna
Sampel
|
Pengulangan dL
|
||
1
|
2
|
3
|
|
Trigu
100%, Mocaf 0%
|
52,1
|
51,6
|
51,7
|
Terigu
85%, Mocaf 15%
|
53,2
|
53,2
|
51,8
|
Terigu
70%, Mocaf 30%
|
49,2
|
52,0
|
50,5
|
Terigu
55%, Mocaf 45%
|
76,39
|
75,95
|
75,91
|
L standar =
94,35
L
keramik = 64,6
E.
Sensoris
1.
Sampel 693 (Penambahan Mocaf 0%,
Terigu 100%)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
5
|
5
|
6
|
6
|
2.
|
6
|
6
|
6
|
5
|
3.
|
5
|
6
|
6
|
6
|
4.
|
5
|
5
|
6
|
3
|
5.
|
7
|
5
|
6
|
5
|
6.
|
7
|
6
|
6
|
7
|
7.
|
6
|
5
|
6
|
5
|
8.
|
4
|
4
|
7
|
4
|
9.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
10.
|
5
|
6
|
6
|
5
|
11.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
12.
|
6
|
7
|
6
|
6
|
13.
|
6
|
5
|
7
|
7
|
14.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
15.
|
5
|
4
|
6
|
5
|
16.
|
6
|
6
|
6
|
5
|
17.
|
5
|
7
|
4
|
7
|
18.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
19.
|
7
|
6
|
7
|
6
|
20.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
21.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
22.
|
7
|
7
|
7
|
7
|
23.
|
6
|
4
|
6
|
7
|
24.
|
5
|
5
|
5
|
6
|
25.
|
5
|
3
|
5
|
4
|
26.
|
4
|
4
|
6
|
5
|
27.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
28.
|
6
|
6
|
4
|
5
|
29.
|
4
|
3
|
5
|
4
|
30.
|
6
|
6
|
5
|
5
|
31.
|
5
|
4
|
6
|
6
|
32.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
2.
Sampel 738 (Komposisi 15% Mocaf,
75% Terigu)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
5
|
6
|
6
|
6
|
2.
|
6
|
5
|
6
|
4
|
3.
|
4
|
3
|
4
|
5
|
4.
|
3
|
3
|
5
|
6
|
5.
|
6
|
5
|
2
|
5
|
6.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
7.
|
3
|
5
|
2
|
3
|
8.
|
7
|
7
|
6
|
6
|
9.
|
6
|
6
|
5
|
6
|
10.
|
4
|
6
|
5
|
6
|
11.
|
6
|
6
|
2
|
4
|
12.
|
6
|
5
|
5
|
6
|
13.
|
2
|
2
|
3
|
2
|
14.
|
3
|
6
|
6
|
6
|
15.
|
3
|
2
|
1
|
1
|
16.
|
5
|
6
|
4
|
3
|
17.
|
7
|
6
|
4
|
7
|
18.
|
5
|
5
|
4
|
5
|
19.
|
3
|
4
|
2
|
4
|
20.
|
5
|
5
|
3
|
5
|
21.
|
2
|
2
|
4
|
2
|
22.
|
5
|
4
|
1
|
2
|
23.
|
3
|
6
|
3
|
6
|
24.
|
4
|
4
|
4
|
4
|
25.
|
5
|
4
|
3
|
3
|
26.
|
4
|
2
|
4
|
3
|
27.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
28.
|
6
|
5
|
4
|
4
|
29.
|
5
|
4
|
5
|
5
|
30.
|
2
|
6
|
4
|
3
|
31.
|
3
|
5
|
4
|
3
|
32.
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3. Sampel
468 (Penambahan Mocaf 30%, Terigu 70%)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
5
|
3
|
5
|
3
|
2.
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3.
|
4
|
4
|
4
|
6
|
4.
|
5
|
5
|
6
|
6
|
5.
|
4
|
2
|
2
|
5
|
6.
|
5
|
5
|
5
|
4
|
7.
|
6
|
6
|
5
|
5
|
8.
|
4
|
4
|
7
|
5
|
9.
|
5
|
3
|
5
|
3
|
10.
|
3
|
3
|
3
|
2
|
11.
|
2
|
2
|
5
|
4
|
12.
|
4
|
3
|
6
|
5
|
13.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
14.
|
6
|
2
|
5
|
3
|
15.
|
3
|
3
|
2
|
2
|
16.
|
4
|
4
|
6
|
4
|
17.
|
5
|
5
|
7
|
6
|
18.
|
4
|
4
|
3
|
4
|
19.
|
3
|
3
|
2
|
4
|
20.
|
5
|
4
|
3
|
4
|
21.
|
3
|
3
|
2
|
4
|
22.
|
6
|
5
|
1
|
4
|
23.
|
6
|
3
|
3
|
5
|
24.
|
4
|
3
|
4
|
4
|
25.
|
5
|
3
|
4
|
2
|
26.
|
4
|
3
|
3
|
4
|
27.
|
6
|
3
|
6
|
3
|
28.
|
6
|
6
|
4
|
4
|
29.
|
4
|
3
|
5
|
5
|
30.
|
2
|
2
|
3
|
2
|
31.
|
5
|
3
|
6
|
4
|
32.
|
4
|
2
|
3
|
2
|
4.
Sampel 314 (Penambahan Mocaf 45%,
Terigu 55%)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
6
|
5
|
5
|
6
|
2.
|
4
|
5
|
4
|
5
|
3.
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4.
|
5
|
3
|
5
|
6
|
5.
|
3
|
3
|
3
|
3
|
6.
|
4
|
4
|
3
|
3
|
7.
|
3
|
3
|
5
|
5
|
8.
|
6
|
4
|
7
|
4
|
9.
|
6
|
4
|
4
|
2
|
10.
|
2
|
2
|
2
|
1
|
11.
|
2
|
5
|
5
|
1
|
12.
|
3
|
3
|
3
|
4
|
13.
|
2
|
2
|
1
|
1
|
14.
|
6
|
3
|
6
|
3
|
15.
|
2
|
3
|
1
|
1
|
16.
|
3
|
4
|
2
|
1
|
17.
|
4
|
5
|
5
|
6
|
18.
|
3
|
4
|
2
|
3
|
19.
|
3
|
1
|
2
|
3
|
20.
|
3
|
4
|
3
|
3
|
21.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
22.
|
7
|
6
|
2
|
2
|
23.
|
3
|
2
|
2
|
2
|
24.
|
2
|
4
|
3
|
3
|
25.
|
2
|
1
|
2
|
3
|
26.
|
2
|
3
|
1
|
3
|
27.
|
6
|
3
|
6
|
3
|
28.
|
6
|
5
|
4
|
4
|
29.
|
4
|
3
|
5
|
4
|
30.
|
4
|
4
|
4
|
5
|
31.
|
3
|
3
|
4
|
2
|
32.
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4.2 Hasil Perhitungan
A. Tekstur
Sampel
|
Pengulangan Tekstur (g/mm)
|
Rata-Rata (g/mm)
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Terigu
100%, mocaf 0%
|
4
|
4,8
|
4,8
|
4,53
|
Terigu
85%, Mocaf 15%
|
7
|
8,6
|
6,8
|
7,47
|
Terigu
70%, Mocaf 30%
|
8,2
|
9,2
|
9,8
|
9,07
|
Terigu
45%, Mocaf 45%
|
18,2
|
19,6
|
19,6
|
19,13
|
B.
Daya Kembang
Sampel
|
Sebelum
Pengovenan
|
Setelah
Pengovenan
|
Daya
Kembang (%)
|
Volume
(cm3)
|
Volume
(cm3)
|
||
Terigu 100%, mocaf 0%
|
1.459,7
|
1.710
|
17,15
|
Terigu 85%, Mocaf 15%
|
1.267,5
|
1.228,5
|
-3,08
|
Terigu 70%, Mocaf 30%
|
881,0
|
929,10
|
5,46
|
Terigu 45%, Mocaf 45%
|
481,3
|
255
|
-47,02
|
C. Warna
Sampel
|
Rata-Rata
|
Trigu
100%, Mocaf 0%
|
51,8
|
Terigu
85%, Mocaf 15%
|
52,7
|
Terigu
70%, Mocaf 30%
|
50,6
|
Terigu
55%, Mocaf 45%
|
76,1
|
D. Sensoris
1. Sampel
693 (Penambahan Mocaf 0%, Terigu 100%)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
5
|
5
|
6
|
6
|
2.
|
6
|
6
|
6
|
5
|
3.
|
5
|
6
|
6
|
6
|
4.
|
5
|
5
|
6
|
3
|
5.
|
7
|
5
|
6
|
5
|
6.
|
7
|
6
|
6
|
7
|
7.
|
6
|
5
|
6
|
5
|
8.
|
4
|
4
|
7
|
4
|
9.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
10.
|
5
|
6
|
6
|
5
|
11.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
12.
|
6
|
7
|
6
|
6
|
13.
|
6
|
5
|
7
|
7
|
14.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
15.
|
5
|
4
|
6
|
5
|
16.
|
6
|
6
|
6
|
5
|
17.
|
5
|
7
|
4
|
7
|
18.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
19.
|
7
|
6
|
7
|
6
|
20.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
21.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
22.
|
7
|
7
|
7
|
7
|
23.
|
6
|
4
|
6
|
7
|
24.
|
5
|
5
|
5
|
6
|
25.
|
5
|
3
|
5
|
4
|
26.
|
4
|
4
|
6
|
5
|
27.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
28.
|
6
|
6
|
4
|
5
|
29.
|
4
|
3
|
5
|
4
|
30.
|
6
|
6
|
5
|
5
|
31.
|
5
|
4
|
6
|
6
|
32.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
Jumlah
|
181
|
173
|
188
|
179
|
Rata-Rata
|
5,7
|
5,4
|
5,9
|
5,6
|
2. Sampel
738 (Komposisi 15% Mocaf, 75% Terigu)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
5
|
6
|
6
|
6
|
2.
|
6
|
5
|
6
|
4
|
3.
|
4
|
3
|
4
|
5
|
4.
|
3
|
3
|
5
|
6
|
5.
|
6
|
5
|
2
|
5
|
6.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
7.
|
3
|
5
|
2
|
3
|
8.
|
7
|
7
|
6
|
6
|
9.
|
6
|
6
|
5
|
6
|
10.
|
4
|
6
|
5
|
6
|
11.
|
6
|
6
|
2
|
4
|
12.
|
6
|
5
|
5
|
6
|
13.
|
2
|
2
|
3
|
2
|
14.
|
3
|
6
|
6
|
6
|
15.
|
3
|
2
|
1
|
1
|
16.
|
5
|
6
|
4
|
3
|
17.
|
7
|
6
|
4
|
7
|
18.
|
5
|
5
|
4
|
5
|
19.
|
3
|
4
|
2
|
4
|
20.
|
5
|
5
|
3
|
5
|
21.
|
2
|
2
|
4
|
2
|
22.
|
5
|
4
|
1
|
2
|
23.
|
3
|
6
|
3
|
6
|
24.
|
4
|
4
|
4
|
4
|
25.
|
5
|
4
|
3
|
3
|
26.
|
4
|
2
|
4
|
3
|
27.
|
6
|
6
|
6
|
6
|
28.
|
6
|
5
|
4
|
4
|
29.
|
5
|
4
|
5
|
5
|
30.
|
2
|
6
|
4
|
3
|
31.
|
3
|
5
|
4
|
3
|
32.
|
4
|
4
|
3
|
3
|
Jumlah
|
144
|
151
|
126
|
140
|
Rata-Rata
|
4,5
|
4,7
|
3,9
|
4,4
|
3. Sampel
468 (Penambahan Mocaf 30%, Terigu 70%)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
5
|
3
|
5
|
3
|
2.
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3.
|
4
|
4
|
4
|
6
|
4.
|
5
|
5
|
6
|
6
|
5.
|
4
|
2
|
2
|
5
|
6.
|
5
|
5
|
5
|
4
|
7.
|
6
|
6
|
5
|
5
|
8.
|
4
|
4
|
7
|
5
|
9.
|
5
|
3
|
5
|
3
|
10.
|
3
|
3
|
3
|
2
|
11.
|
2
|
2
|
5
|
4
|
12.
|
4
|
3
|
6
|
5
|
13.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
14.
|
6
|
2
|
5
|
3
|
15.
|
3
|
3
|
2
|
2
|
16.
|
4
|
4
|
6
|
4
|
17.
|
5
|
5
|
7
|
6
|
18.
|
4
|
4
|
3
|
4
|
19.
|
3
|
3
|
2
|
4
|
20.
|
5
|
4
|
3
|
4
|
21.
|
3
|
3
|
2
|
4
|
22.
|
6
|
5
|
1
|
4
|
23.
|
6
|
3
|
3
|
5
|
24.
|
4
|
3
|
4
|
4
|
25.
|
5
|
3
|
4
|
2
|
26.
|
4
|
3
|
3
|
4
|
27.
|
6
|
3
|
6
|
3
|
28.
|
6
|
6
|
4
|
4
|
29.
|
4
|
3
|
5
|
5
|
30.
|
2
|
2
|
3
|
2
|
31.
|
5
|
3
|
6
|
4
|
32.
|
4
|
2
|
3
|
2
|
Jumlah
|
138
|
110
|
131
|
124
|
Rata-Rata
|
4,3
|
3,4
|
4,1
|
3,9
|
4. Sampel
314 (Penambahan Mocaf 45%, Terigu 55%)
No.
|
Parameter
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
|
1.
|
6
|
5
|
5
|
6
|
2.
|
4
|
5
|
4
|
5
|
3.
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4.
|
5
|
3
|
5
|
6
|
5.
|
3
|
3
|
3
|
3
|
6.
|
4
|
4
|
3
|
3
|
7.
|
3
|
3
|
5
|
5
|
8.
|
6
|
4
|
7
|
4
|
9.
|
6
|
4
|
4
|
2
|
10.
|
2
|
2
|
2
|
1
|
11.
|
2
|
5
|
5
|
1
|
12.
|
3
|
3
|
3
|
4
|
13.
|
2
|
2
|
1
|
1
|
14.
|
6
|
3
|
6
|
3
|
15.
|
2
|
3
|
1
|
1
|
16.
|
3
|
4
|
2
|
1
|
17.
|
4
|
5
|
5
|
6
|
18.
|
3
|
4
|
2
|
3
|
19.
|
3
|
1
|
2
|
3
|
20.
|
3
|
4
|
3
|
3
|
21.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
22.
|
7
|
6
|
2
|
2
|
23.
|
3
|
2
|
2
|
2
|
24.
|
2
|
4
|
3
|
3
|
25.
|
2
|
1
|
2
|
3
|
26.
|
2
|
3
|
1
|
3
|
27.
|
6
|
3
|
6
|
3
|
28.
|
6
|
5
|
4
|
4
|
29.
|
4
|
3
|
5
|
4
|
30.
|
4
|
4
|
4
|
5
|
31.
|
3
|
3
|
4
|
2
|
32.
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Jumlah
|
119
|
111
|
111
|
102
|
Rata-Rata
|
3,7
|
3,5
|
3,5
|
3,2
|
5.1
Tekstur
Berdasarkan
data di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi kandungan tepung terigu maka
semakin lunak tekstur dari roti tersebut. Sebaliknya jika semakin tinggi tepung
mocaf maka teksturnya semakin keras. Hal ini disebabkan karen tepung terigu
yang digunakan memiliki kandungan protein yang tinggi (hard flour) hingga 14%. Hal tersebut menyebabkan tepung terigu jika
dicampurkan dengan air maka akan membentuk gluten, gluten inilah yang akan
bereaksi dengan ragi dan pati akan membentuk jaringan sel yang lebih elastis
dan kuat untuk menahan gas (Sufi, 1999).
Berbeda
dengan tepung terigu, tepung mocaf tidak memiliki kemampuan yang baik untuk
dapat membentuk gluten (Ide, 2013). Hal tersebutlah yang menyebabkan roti
dengan kandungan tepung terigu paling tinggi memiliki tekstur lebih lunak,
sedangkan roti yang kandungan tepung mocafnya paling tinggi memiliki tekstur
lebih beras.
Tekstur
selain dipengaruhi oleh bahan, proses yang terjadi selama pemanggangan juga
mempengaruhi tekstur roti. Pada proses pemanggangan terjadi proses denaturasi
protein yang merupakan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur
sekunder, tersier, dan kuertener molekul protein. Perubahan struktur molekul
protein inilah yang juga dapat mempengaruhi kualitas tekstur roti (Agus, dkk.
2019). Selain itu reaksi meillard saat pemanggangan juga mempengaruhi kualitas
tekstur roti. Reaksi meillard adalah reaksi antara karbohidrat khususnya gula
pereduksi denganm gugus amina primer. Reaksi meillard menyebabkan perubahan
warna roti serta mempengaruhi kualitas tekstur roti (Djarir, 2012).
5.2
Daya Kembang
Berdasarkan
data diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi tepung terigu pada pembuatan
roti, maka semakin besar daya kembangnya. Sebaliknya, semakin tinggi kandungan
tepung mocaf maka semakin rendah kemampuan daya kembangnya. Hal tersebut
disebabkan karena tepung terigu memiliki kandungan protein tinggi dan jika
dicampurkan dengan air dapat lebih mudah membentuk gluten. Gluten inilah yang
dapat membuat roti mengembang (Sufi, 1999).
Berbeda
dengan tepung terigu, tepung mocaf tidak memiliki kemampuan yang baik untuk
dapat membentuk gluten (Ide, 2013). Hal tersebutlah yang menyebabkan roti
dengan kandungan tepung terigu paling tinggi memiliki daya kembang lebih besar,
sedangkan roti yang kandungan tepung mocafnya lebih tinggi memiliki daya
kembang yang rendah.
Selain itu
proses pemanggangan juga dapat mempengaruhi kemampuan daya kembang. Proses
pemanggangan menyebabkan adanya reaksi meillard dan denaturasi protein.
Denaturasi protein merupakan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur
sekunder, tersier, dan kuertener molekul protein. Perubahan struktur molekul
protein inilah yang juga dapat mempengaruhi kualitas daya kembang (Agus, dkk.
2019). Sedangkan reaksi meillard saat pemanggangan juga mempengaruhi kualitas
daya kembang roti. Reaksi meillard adalah reaksi antara karbohidrat khususnya
gula pereduksi denganm gugus amina primer. Reaksi meillard menyebabkan
perubahan warna roti serta mempengaruhi kualitas daya kembang roti (Djarir,
2012).
5.3
Warna
Berdasarkan
data diatas dapat diketahui bahwa roti yang penambahan tepung mocaf lebih
tinggi serta tepung terigunya lebih rendah memiliki warna yang lebih mencolok.
Sedangkan roti yang tepung terigunya 100% yang memiliki warna yang paling tidak
mencolok.
Hal
tersebut disebabkan karena kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi pada
tepung mocaf menyebabkan reaksi meillard. Reaksi meillard merupaka reaksi yang
terjadi antara gula pereduksi dari karbohidrat dengan gugus amina protein.
Adanya reaksi meillard menyebabkan terjadinya perubahan warna menjadi lebih
kecoklatan (Djarir, 2012).
5.4
Sensoris
Berdasarkan
data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa kebanyakan panelis menyukai roti
dengan kandungan tepung terigu 100%. Uji hedonik merupakan uji kesukaan Uji
hedonik merupakan uji kesukaan dari panelis sebagai salah satu penerimaan
produk yang diujikan.
Hasilnya
berupa tanggapan atau respon pribadi kesukaan panelis terhadap sampel yang
diujikan. Tanggapan tingkat kesukaan dari panelis dinyatakan dalam skala
hedonik. Biasanya jumlah panelis untuk uji hedonik sekitar 15-20, dan untuk
panelis yang terlatih sekitar 80 orang. Pengujian hedonik inilah yang
menyebabkan hasil dari pengujiannya cenderung bersifat objektif, tergantung
kesukaan panelis. Hal itulah yang menyebabkan roti dengan kandungan tepung
terigu tinggi lebih banyak disukai (Fellynus, 2015).
BAB 6.
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum pengolahan roti yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
komposisi bahan dapat mempengaruhi kualitas produk roti tersebut. Berdasarkan
teksur, daya kembang, dan kesukaan roti dengan bahan utama berupa tepung tarigu
lebih disukai dibandingkan dengan roti yang dengan bahan utama berupa tepung
mocaf. Namun roti yang dengan bahan tepung mocaf memiliki warna yang lebih
mencolok karena lebih banyaknya reaksi meillard. Sedangkan pengujian roti
dilakukan uji hedonik yang berdasarkan kesukaan panelis terhadap produk roti
tersebut.
6.2
Saran
Praktikum
dapat terlaksana dengan baik dan lancar, namun terdapat beberapa hal yang perlu
dibenahi guna praktikum kedepannya dapat lebih baik lagi. Alangkah lebih baik
jika peralatan praktikum dapat tersedia lebih lengkap sehingga praktikum dapat
terlaksana lancar serta kondisi yang kondusif membuat praktikum lebih cepat
selesai.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Susilo, dkk. 2019. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Malang :
UB Press.
Ariestya Arlene, Judy Retti. W dan
Faria Fransisca. 2009. Pembuatan Roti Tawar dari Tepung Singkong dan Tepung
kedelai. Simponium Nasional RAPI VIII
2009. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Katolik Parahyangan.
Makfoeld, Djarir. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta : Kanisius.
Masak, Ide. 2013. Resep Favorit untuk Usaha : Kue Kering
Nonterigu. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Ora, Fellynus Haba. 2015. Struktur dan Komponen Telur. Jakarta :
Deepublish
Vivi Nurhadianty, dkk. 2018. Pengantar Teknologi Fermentasi Skala
Industri. Malang : UB Press.
Yahyono, Sufi S. 1999. Kreasi Roti. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Baca Juga : Teknologi Pengolahan Cookies : Laporan Praktikum
0 Response to "Teknologi Pengolahan Roti : Laporan Praktikum"
Post a Comment