Teknologi Pengolahan Sabun
Sumber gambar : pixabay.com |
Reaksi Saponifikasi asam lemak dengan basa menghasilkan sabun |
Manfaat Sabun Berdasarkan Bahannya
1. Minyak kelapa
Merupakan minyak yang sangat penting
sebagai bahan pembuat sabun. Minyak kelapa berfungsi sebagai penghasil busa
dalam sabun dan menghasilkan sabun yang keras. Juga merupakan agen pembersih
pada sabun. Karena bersifat membersihkan kadang memberikan rasa yang kering di
kulit.
Gunakan hanya 15% dari total campuran
minyak jika merasa minyak kelapa terlalu kering di kulit.
SAP Value: 248-265 mg KOH/gr minyak
2. Asam Oleat
Berfungsi untuk menambah kelembaban pada
sabun mandi yang dihasilkan. Tidak menghasilkan busa yang melimpah pada sabun
mandi. Asam lemak ini lebih stabil terhadap oksidasi, sehingga memiliki waktu
kadaluarsa yang panjang.
Minyak zaitun, minyak alpukat, minyak
almond merupakan minyak yang kaya kandungan asam oleat. Selain itu minyak
bekatul dan minyak kacang tanah juga memiliki kandungan yang cukup tinggi.
3. NaOH
Alkali yang digunakan sebagai bahan
pembuat sabun mandi biasanya NaOH dan KOH. NaOH digunakan sebagai bahan pembuat
sabun batang/padat. Sedangkan KOH digunakan sebagai bahan pembuat sabun cair.
NaOH yang berfungsi mengubah minyak menjadi sabun. Sedangkan etanol
diikutsertakan untuk meningkatkan kemurnian sabun. Agar cepat bereaksi
dilakukan pemanasan. Selain itu pemanasan juga bertujuan untuk menghilangkan
bau etanol. Bila bau etanol telah hilang, maka kandungan etanol sudah hilang.
Fungsi etanol dalam reaksi saponifikasi bukan untuk membentuk sabun. Pada
pembuatan sabun, NaOH akan bereaksi dengan asam lemak, namun NaOH dan asam
lemak tidak akan bercampur karna memiliki perbedaan kepolaran yang sangat jauh.
4. Etanol
Fungsi etanol pada proses saponifikasi
adalah memfasilitasi reaksi NaOH dan asam lemak. NaOH dan asam lemak dapat larut
dalam etanol meskipun tingkat kelarutannya rendah. Ketika NaOH dilarutkan dalam
etanol maka akan terbentuk NaC2H5O yang dapat mengkatalisis reaksi saponifikasi
ini sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat dan dihasilkan sabun yang
lebih banyak karna sifat kebasaan NaC2H5O lebih tinggi
daripada NaOH. Ketika campuran tadi ditambahkan dengan NaCl jenuh akan
terbentuk endapan karna memang fungsi NaCl jenuh ini untuk mengendapkan sabun.
NaCl digunakan sebagai ‘pemisah’ produk sabun dan hasil sampingan yang berupa
gliserin.
5. Gliserin
Gliserin adalah cairan kental yang pada
saat yang sama manis dan tidak berwarna. Ini membeku pasta-seperti zat dan
memiliki titik didih yang tinggi. Selama proses pembuatan sabun, beberapa
produsen menghilangkan senyawa dari campuran sabun dan memasukkan ke dalam
produk-produk lain seperti lotion dan krim. Namun, ketika itu ditambahkan ke
sabun itu hasil produk yang hampir transparan dengan sifat pelembab. Gliserin
adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air
untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat
berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfir sedang ataupun
pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan mudah
dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa
manis.
6. Coco- DEA
Coco-DEA merupakan dietanolamida yang
terbuat dari minyak kelapa. Dalam formula sediaan kosmetik, DEA berfungsi
sebagai surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun
tegangan permukaan yang bermanfaat untuk menyatukan fasa minyak dengan fasa
air.
7. Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses
pembuatan sabun untuk memberikan efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang
sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum dengan
berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan lain-lain).
8. Pewarna
Pewarna
ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan produk sabun yang
beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk
kosmetik grade.
Metodologi
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk proses pembuatan sabun adalah sebagai berikut :
Alat :
- Kompor
- Panci
- Pengaduk
- Pencetak
- Pemotong
- Thermometer
- Minyak Kelapa
- Asam Oleat
- NaOH
- Etanol 96%
- Gliserin
- DEA
- Aquades
Pada proses pembuatan sabun dengan jenis
sabun keras dan berbentuk cair ini, bahan yang digunakan yaitu minyak kelapa.
Pada sabun ini diharapkan memiliki
tekstur seperti pasta. Hal ini karena pasta mempunyai tekstur yang
mendeati dari sabun keras berbentuk cair. Pada proses pembuatannya, minyak
kelapa yang digunakan harus mengandung asam lemak oleat yang cukup tinggi. Hal
ini untuk membentuk sabun cair karena karakteristik asam oleat yang tidak mudah
beku pada suhu ruang. Selanjutnya, bahan alkali yang digunakan yaitu NaOH yang
biasanya digunakan untuk pembuatan sabun keras. Dengan adanya penambahan NaOH,
sabun yang berasal dari asam lemak oleat diharapkan mempunyai tekstur yang
tidak cair.
Proses Pembuatan Sabun |
Daftar Pustaka :
Atina, E. F. Ekel. 1981. Petunjuk Lengkap dan Praktis “Ilmu Kecantikan
dan Kesehatan Masa Kini”. Jakarta: Karya Utama.
Indriani, Y., L. Mulqie, dan S. Hazar.
2015. Uji Aktivutas Antibakteri Perasan Buah Jeruk Lemon (Citruslimon L.
Oscbeck) dan madu Hutan Terhadap Propionibacterium acne. Prosiding
SPeSIA Unisba.
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Edisi Kesatu.
Amsterdam: Elsevier Science B.V.Hal. 13,19-21.
Molyneux, P. 2004. The Use of Stable
Free Radical Diphenylpicryl-Hydrazil (DPPH) for Estimating Antioxidant
Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol, 26(2): 211-219.
Qisti, R., 2009, Sifat Kimia Sabun Transparan Dengan
Penambahan Madu Pada Konsetrasi Yang Berbeda, Skripsi, Fa kultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Surtiningsih. 2005. Cantik dengan Bahan Alami:
Cara Mudah, Murah, danAman untuk Mempercantik Kulit. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
0 Response to "Teknologi Pengolahan Sabun"
Post a Comment